Thursday, August 24, 2017

Ceramah tentang zakat

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Santrigaul – Sedekah dan infaq memiliki kesamaan arti dan perbuatan, yaitu mengeluarkan harta untuk diberikan kepada yang tidak mampu.
Sedekah meliliki banyak pengertian dari banyak para ulama. Salah satu pengertiannya dari Al-Jurjani, Ia berpendapat bahwa segala sesuatu pemberian yang diharapakan mendapatkan ridho Allah SWT. Pemberian yang dimaksud bisa bermacam-macam, Baik pemberian itu berupa harta maupun pemberian berupa perbuatan atau perlakuan baik (memberikan jasa tenaga kerja).
Infaq diambil dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan suatu harta untuk dipergunakan kepentingan umum atau orang banyak. Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan seperti yang diperintahkan ajaran islam. Infaq dikeluarkan oleh setia orang yang beriman, berpenghasilan tinggi ataupun rendah, walaupun orang tersebut dalam keadaan lapang ataupun sempit dan infaq pun dan diberikan kepada siapa saja, misalkan kepada kedua orang tua, anak yatim piatu dan lain sebagainya.
Sedekah walaupun kecil nilainya tetapi sangat berharga di mata Allah SWT. Orang yang pelit dan kikir terhadap hartanya dan tidak pernah menyedekahkan hartanya walaupun hanya sebagian, maka merugilah mereka di dunia maupun di akhirat karena tidak ada keberkahan dalam hartanya. Padahal bersedekah itu sangat penting bagi kepentingan dirinya, karena dengan mensedekahkan harta akan menuai berkah dan sebaliknya jika menahan hartanya maka akan celaka.
Dalam Sedekah memiliki Banyak keutamaan:

Allah SWT Akan Melipat Gandakan Harta Orang yang Bersedekah

orang yang bersedekah akan dilipatgandakan hartanya, bukan berkurang hartanya
www.lazisarrahman.org
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261 disebutkan, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 70 tangkai, pada setiap tangkainya terdapat 100 biji. Allah melipatgandakan bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
Secara logika tidak mungkin jika kita mengeluarkan harta kita tetapi harta kita tidak berkurang tetapi malah dilipatgandakan. Ini salah satu rahasia Allah dan hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui lagi Maha Segalanya.

Sedekah Tidak Mengurangi Rezeki

Dalam Al-Qur’an Surat An Nisaa’ ayat 39 disebutkan, “Dan apakah kerugian yang akan menimpa kepada mereka jika mereka beriman kepada Allah SWT dan hari Akhir, serta mensedekahkan sebagian dari yang Allah telah karuniakan kepada mereka? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Dari ayat ini bisa diambil kesimpulan bahwa orang-orang yang menyedekahkan hartanya maka tiada kerugian yang ia dapatkan.

Amalan Sedekah Tidak Akan putus Walaupun Sudah Mati

Dalam Hadits disebutkan, Rasulullah SAW bersabda: “Jika manusia itu mati terputus semua amalannya kecuali 3 perkara, kecuali sedekah jariyah dan ilmu yang dimanfaatkan dan doa anak sholeh yang mendoakannya (Kedua orangtua).” (HR Tirmidzi)
3 amalan inilah yang pahalanya akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal, yaitu pahala bersedekah, pahala dari ilmu baik yang pernah diajarkan kepada orang lain, dan doa anak yang sholeh kepada orangtuanya. Maka dari itu akan lebih baiknya kita mengamalkan 3 amalan tersebut sebelum ajal menjemput kita.

Sedekah Membuka Pintu Rezeki

Dalam hadits oleh Abu Hurairah R.A, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat turun, salah satunya berkata: “Ya Allah berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq. Sedangkan malaikat yang lainnya berkata: “Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan hartanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedekah Dapat Menyembuhkan Penyakit

Jika merasa mulai sakit pada tubuh, cobalah untuk bersedekah.
www.radiokita.or.id
Rasulullah SAW bersabda: “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit dengan bersedekah dan siapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (HR At Thabrani)
Yang ini juga salah satu logika yang agak aneh jika dipikirkan, tetapi sekali lagi ini merupakan rahasia Allah yang patut kita syukuri. Mengapa hanya dengan bersedekah bisa mengobati orang yang sakit? Hanya Allah yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.

Sedekah Dapat menunda Kematian

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah orang muslim dapat menambah (memperpanjang) umurnya, dapat menunda kematian yang su’ul khotimah (akhir yang jelek), Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga kepada diri sendiri.” (HR At Thabrani)
Sedekah Adalah Naungan di Hari Kiamat
Rasulullah SAW bersabda: “Naungan bagi seorang muslim pada hari akhir adalah sedekahnya” (HR Akhmad)

Sedekah Juga Menjauhkan Kita Dari Api Neraka

Dengan bersedekah, maka dengan seizin Allah akan dapat melindungi dari api neraka
berjagajaga.wordpress.com
Allah SWT berfirman bahwa salah satu ciri dari orang yang bertaqwa yang akan masuk surga ialah orang yang bersedekah ketika lapang maupun sempit.
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang berinfaq, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran 133-134)
Dari ini semua memberikan sebuah kesimpulan bahwa bersedekah itu tidak harus diwaktu lapang saja, tetapi juga diwaktu sempit. Manfaat sedekah pun juga sedemikian banyaknya, alangkah baiknya jika kita mengamalkannya. Segala manfaat yang diberikan itu merupakan ganjaran bagi orang yang mau bersedekah, karena seluruh harta yang kita miliki semuanya dari Allah, maka lebih baiknya jika kita mengembalikannya kembali kepada Sang Pemiliknya dengan bersedekah.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Sry Mulyani: Menginginkan agar zakat dikelola seperti PAJAK



Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pengelolaan dana zakat di Indonesia masih belum dilakukan secara optimal, padahal sistemnya bisa dilakukan sama seperti pemerintah mengelola dana pajak.

Hal tersebut diungkapkannya dalam acara 2nd Annual Islamic Finance Conference (AIFC) 2017 di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, Rabu (23/8/2017).

Sri Mulyani menyebutkan, ekonomi berbasis islami dan keuangan syariah, dengan konsep yang khas, telah berkontribusi dan akan terus mendukung tercapainya tujuan pembangunan.


Apalagi, ekonomi berbasis islam berdiri di atas seperangkat tujuan komprehensif yang telah dirumuskan oleh para ulama islam sebagai tujuan syariah, yaitu perlindungan agama, perlindungan hidup, perlindungan intelek, perlindungan keturunan, dan perlindungan kekayaan atau harta benda.

"Ekonomi berbasis islam, dalam banyak hal telah selaras dengan tujuan pembangunan PBB. Zakat dan wakaf, misalnya juga telah banyak digunakan sebagai instrumen untuk mengangkat kualitas hidup dan sekaligus meningkatkan status ekonomi masyarakat miskin," kata Sri Mulyani.

Dia menceritakan, bahwa masih ada sekelompok orang yang mengerti zakat hanya sebagai kewajiban tahunan yang dibayar pada akhir Ramadan, yakni zakat fitrah. Padahal, ada jenis zakat yang jarang dipenuhi atau dibayar seperti zakat maal atau zakat kaya.

Belum taatnya pembayaran zakat maal, kata Sri Mulyani, dimungkinkan karena pemahaman tradisional bahwa objek zakat maal hanya emas, perak, pertanian, peternakan, dan pertambangan.

"Pemahaman ini tidak sepenuhnya salah karena kebanyakan harta benda pada saat itu berada dalam bentuk itu. Tapi saat ini harta atau kekayaan bisa dalam bentuk yang jauh berbeda seperti saham, sukuk, dan upah atau gaji, bahwa jika kita mengikuti definisi kekayaan klasik mungkin bukan objek zakat," papar dia.

Sama seperti pajak, kata Sri Mulyani, zakat maal ini harus dibebankan kepada aset produktif atau tumbuh, sebagai kelebihan kebutuhan dasar yang sudah dimiliki sempurna memenuhi kuantitas, dan bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut dia, dengan adanya pembayaran zakat maal, maka potensi koleksi zakat juga meningkat.

Pengelolaan zakat seperti pajak juga bisa menyelesaikan masalah pengelolaan zakat di banyak negara islam termasuk Indonesia. Sebab, selama ini kewajiban membayar zakat disalurkan secara informal melalui keluarga, teman atau badan amal keluarga, sehingga menyebabkan pengelolaan zakat belum optimal.

"Jadi bagaimana mengolah, me-manage dana ini, karena ini sama seperti pajak, anda membayar dan tidak mengharapkan ini kembali, seperti pajak wajib berdasarkan UU, ini tujuannya melakukan pembangunan, ini harus dikelola transparan, dan ini juga menciptakan keyakinan umat dan memenuhi pembayaran zakat, agar menggunakan sumber daya dengan baik," jelas dia.