Saturday, September 2, 2017

Berkurban sapi dan perasaan

Teluk Paku Kel. Pasir Panjang ( Jumat , 1 September 2017 )

Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah


Para pembaca budiman alhamdulillah kita masih dipertemukan di hari bahagia hari raya Idul Adha ,


Ada yang menarik yang admin rasakan pada hari raya idul Adha tahun ini, tepatnya berlokasi di teluk paku kelurahan pasir panjang, 

Video penangkapan sapi 

Program Kurban Berdayakan Desa Oleh Baznas Pusat yang bekerja sama dengan Baznas Kabupaten Karimun, ada tiga lokasi kurban berdayakan desa 

1, teluk paku kelurahan pasir panjang
2. wonosari baran barat
3. desa pangke
                                                                                                     Video penangkapan sapi 

Ada hal menarik yang ingin admin konsikan disini, dengan judul " kurban sapi dan perasaan" heheheh biar beda..

Singkat cerita sekitar jam 14.00wib sapi Kurban baznas sampai di teluk paku, setelah serah terima dengan masyarakat setempat, tim baznas kabupaten karimun melanjutkan pengiriman sapi di daerah wonosari, 

beberapa saat setelah diikat, tali Ikatan sapi pusut, sapi pun melarikan diri kehutan, menurut keterangan saksi " sapi tersebut stres karena digangu anak-anak, 


PETULANGAN PUN DIMULAI.... !!!

Pengejaran dan pencarian dilakukan masyarakat bahkan anak anak pun tidak mau ketinggalan 

Dengan kekompakan dan kerjasama masyarakat pengajaran sapi memakan waktu yang cukup lama, dimulai jam 14.30 hingga jam 3 malam, Kurban perasaannya. Ada tim pemburu sapi yang sesat dihutan. Bahkan ada anak anak yang nangis tidak mau tidur dihutan. Admin jadi sedih hehehehe Bahkan ada beberapa pemuda yang tidur dijalan. Mengawasi pergerakan dan keberadaan sapi... Pemuda Teluk paku paling kompak Pokoe..... Zzzzzzz

Tapi sapi belum juga berhasi ditangkap. sapi terus lari masuk ke hutan, laut, bakau dan bukit, 

pencarian dilanjutkan kembali dihari jumat setelah Sholat Id, Masyarakat teluk paku dan dibantu oleh beberapa warga teluk setimbul, Teluk Senang dan lembah permai Guntung Punak.

akhirnya dengan pertarungan segit sekitar jam 10 pagi sapi baru berhasil dilumpuhkan didaerah teluk senang..

dan pada kesempatan ini Penanggung Jawab Kurban (red.Is) Mengucapkan ribuan terima kasih Kepada masyarakat yang ikut membantu proses pencarian dan penangkapan sapi tersebut...  

secara garis besar pelaksanaan kurban pada hari H berjalan lancar,


dokumentasi kegiatan KURBAN BERDAYAKAN DESA BAZNAS
bidi="on">


 

Friday, August 25, 2017

Arnold Schwarzenegger: JANGAN BANGGA DENGAN JABATAN. Waktu terus berubah


PELAJARAN Dari Mantan Gubernur California Arnold Schwarzenegger

Aktor terkenal yang juga mantan gubernur California Arnold Schwarzenegger menghebohkan jagad sosial media setelah mengunggah foto dirinya yang sedang tidur di jalan di bawah patung perunggu dirinya di luar hotel, dan menulis dengan sedih, 'How times changed' ("Bagaimana waktu berubah").
Melalui foto tersebut, dia menyampaikan sebuah pesan bahwa penghormatan orang terhadap Anda berubah seiring berjalannya waktu.

Seperti dilansir Trends Gulte (22/8/2017), alasan dia menuliskan kalimat tersebut bukan karena dia tua, tapi karena ketika dia jadi gubernur California meresmikan hotel tersebut dengan patung perunggu dirinya di depan hotel tersebut. Pihak hotel menyampaikan ke Arnold "Setiap saat Anda boleh datang dan ada kamar untuk Anda yang selalu tersedia". Namun ketika Arnold sudah tidak menjabat gubernur lagi dan datang ke hotel tersebut, pihak hotel menolaknya dengan alasan bahwa kamar hotel sudah penuh.

Dia lalau membawa kantong tidur dan tidur di bawah patung dirinya dan berharap orang bisa mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.

Arnold dengan kekayaannya bisa membeli hotel yang dia inginkan, tapi dia ingin menyampaikan pesan kepada orang-orang melalui tindakannya.

Dia memposting foto tersebut di media sosial, dia menyampaikan sebuah pesan bahwa ketika dia berada dalam posisi yang kuat, semua orang termasuk manajemen hotel memuji dia, namun saat dia kehilangan posisinya sekarang, mereka dengan mudah melupakan janji mereka kepadanya.

'How times changed'

Ya waktu terus berubah.

Jangan percaya pada semua atribut duniawi: jabatan anda, harta benda anda, atau kekuasaan atau kecerdasaan anda. Semua itu tidak ada yang abadi. Kecuali kehidupan setelah kematian.

Thursday, August 24, 2017

Ceramah tentang zakat

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Santrigaul – Sedekah dan infaq memiliki kesamaan arti dan perbuatan, yaitu mengeluarkan harta untuk diberikan kepada yang tidak mampu.
Sedekah meliliki banyak pengertian dari banyak para ulama. Salah satu pengertiannya dari Al-Jurjani, Ia berpendapat bahwa segala sesuatu pemberian yang diharapakan mendapatkan ridho Allah SWT. Pemberian yang dimaksud bisa bermacam-macam, Baik pemberian itu berupa harta maupun pemberian berupa perbuatan atau perlakuan baik (memberikan jasa tenaga kerja).
Infaq diambil dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan suatu harta untuk dipergunakan kepentingan umum atau orang banyak. Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan seperti yang diperintahkan ajaran islam. Infaq dikeluarkan oleh setia orang yang beriman, berpenghasilan tinggi ataupun rendah, walaupun orang tersebut dalam keadaan lapang ataupun sempit dan infaq pun dan diberikan kepada siapa saja, misalkan kepada kedua orang tua, anak yatim piatu dan lain sebagainya.
Sedekah walaupun kecil nilainya tetapi sangat berharga di mata Allah SWT. Orang yang pelit dan kikir terhadap hartanya dan tidak pernah menyedekahkan hartanya walaupun hanya sebagian, maka merugilah mereka di dunia maupun di akhirat karena tidak ada keberkahan dalam hartanya. Padahal bersedekah itu sangat penting bagi kepentingan dirinya, karena dengan mensedekahkan harta akan menuai berkah dan sebaliknya jika menahan hartanya maka akan celaka.
Dalam Sedekah memiliki Banyak keutamaan:

Allah SWT Akan Melipat Gandakan Harta Orang yang Bersedekah

orang yang bersedekah akan dilipatgandakan hartanya, bukan berkurang hartanya
www.lazisarrahman.org
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261 disebutkan, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 70 tangkai, pada setiap tangkainya terdapat 100 biji. Allah melipatgandakan bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
Secara logika tidak mungkin jika kita mengeluarkan harta kita tetapi harta kita tidak berkurang tetapi malah dilipatgandakan. Ini salah satu rahasia Allah dan hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui lagi Maha Segalanya.

Sedekah Tidak Mengurangi Rezeki

Dalam Al-Qur’an Surat An Nisaa’ ayat 39 disebutkan, “Dan apakah kerugian yang akan menimpa kepada mereka jika mereka beriman kepada Allah SWT dan hari Akhir, serta mensedekahkan sebagian dari yang Allah telah karuniakan kepada mereka? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Dari ayat ini bisa diambil kesimpulan bahwa orang-orang yang menyedekahkan hartanya maka tiada kerugian yang ia dapatkan.

Amalan Sedekah Tidak Akan putus Walaupun Sudah Mati

Dalam Hadits disebutkan, Rasulullah SAW bersabda: “Jika manusia itu mati terputus semua amalannya kecuali 3 perkara, kecuali sedekah jariyah dan ilmu yang dimanfaatkan dan doa anak sholeh yang mendoakannya (Kedua orangtua).” (HR Tirmidzi)
3 amalan inilah yang pahalanya akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal, yaitu pahala bersedekah, pahala dari ilmu baik yang pernah diajarkan kepada orang lain, dan doa anak yang sholeh kepada orangtuanya. Maka dari itu akan lebih baiknya kita mengamalkan 3 amalan tersebut sebelum ajal menjemput kita.

Sedekah Membuka Pintu Rezeki

Dalam hadits oleh Abu Hurairah R.A, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat turun, salah satunya berkata: “Ya Allah berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq. Sedangkan malaikat yang lainnya berkata: “Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan hartanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedekah Dapat Menyembuhkan Penyakit

Jika merasa mulai sakit pada tubuh, cobalah untuk bersedekah.
www.radiokita.or.id
Rasulullah SAW bersabda: “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit dengan bersedekah dan siapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (HR At Thabrani)
Yang ini juga salah satu logika yang agak aneh jika dipikirkan, tetapi sekali lagi ini merupakan rahasia Allah yang patut kita syukuri. Mengapa hanya dengan bersedekah bisa mengobati orang yang sakit? Hanya Allah yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.

Sedekah Dapat menunda Kematian

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah orang muslim dapat menambah (memperpanjang) umurnya, dapat menunda kematian yang su’ul khotimah (akhir yang jelek), Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga kepada diri sendiri.” (HR At Thabrani)
Sedekah Adalah Naungan di Hari Kiamat
Rasulullah SAW bersabda: “Naungan bagi seorang muslim pada hari akhir adalah sedekahnya” (HR Akhmad)

Sedekah Juga Menjauhkan Kita Dari Api Neraka

Dengan bersedekah, maka dengan seizin Allah akan dapat melindungi dari api neraka
berjagajaga.wordpress.com
Allah SWT berfirman bahwa salah satu ciri dari orang yang bertaqwa yang akan masuk surga ialah orang yang bersedekah ketika lapang maupun sempit.
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang berinfaq, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran 133-134)
Dari ini semua memberikan sebuah kesimpulan bahwa bersedekah itu tidak harus diwaktu lapang saja, tetapi juga diwaktu sempit. Manfaat sedekah pun juga sedemikian banyaknya, alangkah baiknya jika kita mengamalkannya. Segala manfaat yang diberikan itu merupakan ganjaran bagi orang yang mau bersedekah, karena seluruh harta yang kita miliki semuanya dari Allah, maka lebih baiknya jika kita mengembalikannya kembali kepada Sang Pemiliknya dengan bersedekah.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Sry Mulyani: Menginginkan agar zakat dikelola seperti PAJAK



Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pengelolaan dana zakat di Indonesia masih belum dilakukan secara optimal, padahal sistemnya bisa dilakukan sama seperti pemerintah mengelola dana pajak.

Hal tersebut diungkapkannya dalam acara 2nd Annual Islamic Finance Conference (AIFC) 2017 di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, Rabu (23/8/2017).

Sri Mulyani menyebutkan, ekonomi berbasis islami dan keuangan syariah, dengan konsep yang khas, telah berkontribusi dan akan terus mendukung tercapainya tujuan pembangunan.


Apalagi, ekonomi berbasis islam berdiri di atas seperangkat tujuan komprehensif yang telah dirumuskan oleh para ulama islam sebagai tujuan syariah, yaitu perlindungan agama, perlindungan hidup, perlindungan intelek, perlindungan keturunan, dan perlindungan kekayaan atau harta benda.

"Ekonomi berbasis islam, dalam banyak hal telah selaras dengan tujuan pembangunan PBB. Zakat dan wakaf, misalnya juga telah banyak digunakan sebagai instrumen untuk mengangkat kualitas hidup dan sekaligus meningkatkan status ekonomi masyarakat miskin," kata Sri Mulyani.

Dia menceritakan, bahwa masih ada sekelompok orang yang mengerti zakat hanya sebagai kewajiban tahunan yang dibayar pada akhir Ramadan, yakni zakat fitrah. Padahal, ada jenis zakat yang jarang dipenuhi atau dibayar seperti zakat maal atau zakat kaya.

Belum taatnya pembayaran zakat maal, kata Sri Mulyani, dimungkinkan karena pemahaman tradisional bahwa objek zakat maal hanya emas, perak, pertanian, peternakan, dan pertambangan.

"Pemahaman ini tidak sepenuhnya salah karena kebanyakan harta benda pada saat itu berada dalam bentuk itu. Tapi saat ini harta atau kekayaan bisa dalam bentuk yang jauh berbeda seperti saham, sukuk, dan upah atau gaji, bahwa jika kita mengikuti definisi kekayaan klasik mungkin bukan objek zakat," papar dia.

Sama seperti pajak, kata Sri Mulyani, zakat maal ini harus dibebankan kepada aset produktif atau tumbuh, sebagai kelebihan kebutuhan dasar yang sudah dimiliki sempurna memenuhi kuantitas, dan bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut dia, dengan adanya pembayaran zakat maal, maka potensi koleksi zakat juga meningkat.

Pengelolaan zakat seperti pajak juga bisa menyelesaikan masalah pengelolaan zakat di banyak negara islam termasuk Indonesia. Sebab, selama ini kewajiban membayar zakat disalurkan secara informal melalui keluarga, teman atau badan amal keluarga, sehingga menyebabkan pengelolaan zakat belum optimal.

"Jadi bagaimana mengolah, me-manage dana ini, karena ini sama seperti pajak, anda membayar dan tidak mengharapkan ini kembali, seperti pajak wajib berdasarkan UU, ini tujuannya melakukan pembangunan, ini harus dikelola transparan, dan ini juga menciptakan keyakinan umat dan memenuhi pembayaran zakat, agar menggunakan sumber daya dengan baik," jelas dia.

Tuesday, August 15, 2017

FAKTA: Tahukah Anda Hanya Di Indonesia Menggunakan Gelar Haji.

*ASAL-USUL PEMAKAIAN GELAR HAJI DI MASYARAKAT INDONESIA.*

Kalau Anda Tahu Sejarah GELAR HAJI, Itu Warisan Penjajah Belanda, Karena TAKUT Pada Orang Yang Baru Pulang Dari SAUDI

*“SEJARAH GELAR HAJI DI INDONESIA”*

berhaji-ke-mekahTahukah anda bahwa gelar tambahan “HAJI” itu hanya terjadi di Indonesia ???

Di Arab Saudi maupun negara belahan dunia manapun ketika seseorang pulang menunaikan ibadah Haji tidak ada yang menambahkan gelar tersebut di depan nama mereka.

Bahkan kita tidak pernah memanggil Rosulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan gelar “Haji Muhammad” atau kepada sahabat-sahabat Rasulullah dengan sebutan “Haji Abubakar Ash-Shiddiq”, “Haji Umar bin Khath-thab”, “Haji Utsman bin Affan” maupun “Haji Ali bin Abi Thalib”.

Lalu bagaimana sejarahnya gelar “HAJI” itu bisa muncul di Indonesia…?

Pada zaman pendudukan Belanda, banyak pahlawan Indonesia yang menunaikan ibadah Haji (seperti Pangeran Diponegoro, HOS Cokroaminoto, Ki Hajar Dewantara dll.) dan kepulangan mereka dari ibadah Haji banyak membawa perubahan untuk Indonesia, tentunya perubahan ke arah yang lebih baik.
Hal ini merisaukan pihak penjajah Belanda.

Maka salah satu upaya Belanda untuk mengawasi dan memantau aktivitas serta gerak-gerik ulama-ulama ini adalah dengan mengharuskan penambahan gelar “Haji” di depan nama orang yang telah menunaikan ibadah Haji dan telah kembali ke Tanah Air.

Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903. Pemerintahan kolonial-pun mengkhususkan Pulau Onrust dan Pulau Khayangan di Kepulauan Seribu jadi gerbang utama jalur lalu lintas perhajian di Indonesia.
Pemakaian gelar “H” akan memudahkan pemerintah kolonial untuk mencari orang tersebut apabila terjadi pemberontakan.
Kebiasaan tersebut pada akhirnya menjadi turun temurun hingga saat ini, dan uniknya sekarang pemakaian gelar “H” tersebut malah menjadi kebanggaan.

Tak lengkap rasanya bila pulang melaksanakan ibadah Haji kalau tak dipanggil “Pak Haji” atau “Bu Hajjah”.

Ritual ibadah yang berubah makna menjadi prestise…???

Wallahu ‘alam bish shawab.

*ASAL-USUL GELAR HAJI ADALAH KONSPIRASI BELANDA UNTUK MENANGKAP PARA HAJI NUSANTARA*

 Dahulu di zaman penjajahan Belanda, Belanda sangat membatasi gerak-gerik umat muslim dalam berdakwah, segala sesuatu yang berhubungan dengan penyebaran agama terlebih dahulu harus mendapat izin dari pihak pemerintah Belanda. Mereka sangat khawatir apabila nanti timbul rasa persaudaraan dan persatuan di kalangan rakyat pribumi, yang akan menimbulkan pemberontakan, karena itulah segala jenis acara peribadatan sangat dibatasi. Pembatasan ini juga diberlakukan terhadap ibadah haji. Bahkan untuk yang satu ini Belanda sangat berhati-hati, karena pada saat itu mayoritas orang yang pergi haji, ketika ia pulang ke tanah air maka dia akan melakukan perubahan.

Contohnya adalah Pangeran Diponegoro yang pergi haji dan ketika pulang melakukan perlawanan terhadap Belanda. Imam Bonjol yang pergi haji dan ketika pulang melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan pasukan Paderinya. Muhammad Darwis yang pergi haji dan ketika pulang mendirikan Muhammadiyah, Hasyim Asyari yang pergi haji dan kemudian mendirikan Nadhlatul Ulama, Samanhudi yang pergi haji dan kemudian mendirikan Sarekat Dagang Islam, Cokroaminoto yang juga berhaji dan mendirikan Sarekat Islam. Hal-hal seperti inilah yang merisaukan pihak Belanda. Maka salah satu upaya belanda untuk mengawasi dan memantau aktivitas serta gerak-gerik ulama-ulama ini adalah dengan mengharuskan penambahan gelar haji di depan nama orang yang telah menunaikan ibadah haji dan kembali ke tanah air. *Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903.*

Di Kepulauan Seribu, di Pulau Onrust dan Pulau Khayangan (sekarang Pulau Cipir), orang-orang yang pulang haji, banyak yang di karantina di sana. Ada yang memang untuk dirawat dan diobati karena sakit akibat jauhnya perjalanan naik kapal, dan ada juga yang disuntik mati kalau dipandang mencurigakan. Karena itu gelar haji menjadi semacam cap yang memudahkan pemerintah Hindia Belanda untuk mengawasi mereka yang dipulangkan ke kampung halaman.

Problematika haji Indonesia

Memakai Gelar Haji Orang Islam Indonesia pada umumnya jika selesai menunaikan Ibadah Haji, maka sering di panggil Pak Haji Fulan atau Ibu Hajah Fulanah, bahkan ada sebagian orang yang dengan sengaja menambahkan gelar Haji di depan namanya untuk penulisan dalam dokumen atau surat-surat penting dengan berbagai alasan, diantaranya ada yang mengatakan itu merupakan Syiar, supaya orang tertarik untuk segera mengikuti menunaikan ibadah haji, ada pula yg beralasan bahwa Ibadah Haji adalah Ibadah yang besar dan memerlukan biaya besar jadi orang tersebut merasa rugi kalau namanya tidak memakai gelar Haji/Hajah, atau jaman dulu masih sedikit orang yang mampu (dalam hal materi) mengeluarkan biaya untuk menunaikan Ibadah haji, sehingga jarang sekali orang yang bisa melaksanakan haji, maka jika pada suatu desa atau kampung ada orang Islam yang menunaikan Haji dan di kampungnya atau desanya hanya dia satu-satunya yang pernah menunaikan Haji, maka jika di kampung/desa itu di sebutkan Pak Haji (tanpa menyebut nama aslinya) maka sekampung/sedesa pasti tahu siapalah orang yang di maksud Pak Haji itu.

Padahal Ibadah Haji itu tidak berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain seperti : – Syahadat – Sholat – Puasa – Zakat – Haji

Ternyata Ibadah Haji itu merupakan salah satu dari rukun Islam yang diwajibkan Allah. Jadi jika ada orang menunaikan Haji terus namanya harus di tambahkan Haji, kalau begitu alasannya semestinya jika dia menunaikan ibadah-badah yang lain juga di tambahkan ke dalam namanya, seperti Zakat, puasa, Sholat dan Sahadat (mengapa cuma haji ??? yang dipakai sebagai gelar).

Tidak ada yang digelari dengan Pak syahdat,Pak Shalat, Pak puasa,Pak Zakat,.. Lucu kan,. kok cuma pak haji saja,.

*So.. masih merasa bangga dengan sebutan PAK HAJI?*