Tuesday, July 18, 2017

Kenapa Rajin beribadah tapi tetap miskin ?

Yang Rajin Sholat Tetap Miskin, Tapi yang Sering Maksiat & Tidak Sholat Lebih Kaya, Ini Penjelasannya

Di salah satu postingan FB saya membaca sebuah status yang agak menggelitik. Yaitu mengenai seorang yang rajin sholat tetapi tetap miskin, ironisnya yang Sering Maksiat & Tidak Sholat Lebih Kaya. Apakah Allah salah memberi?

Kemudian ada yang tekun melakukan wirid atau membaca doa tertentu bahkan mendawankan Asmaul Husna, misalnya Al-Wahhab, Yang Maha memberi rezeki dan mencukupi seluruh makhluk-Nya. Pada makna sifat Al-Wahhab terdapat penekanan dalam sisi jaminan rezeki, banyak atau sedikit. Allah juga Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki), yang mengandung maksud bahwa Allah berulang-ulang dan banyak sekali memberi rezeki kepada semua makhluk-Nya.

Tetapi nyatanya penghidupannya tidak ada perubahannya, tetap masih dalam kekurangan.

Begitu juga dengan orang yang selalu melaksanakan shalat Dhuha tetapi hidupnya masih juga belum berkecukupan. Padahal dia juga sudah melakukan shalat dhuha berkali-kali lengkap dengan doanya juga.

Bagaimana menyikapi hal ini menurut Islam?

Selama ini kita telah mengartikan makna dari rezeki. Anggapan kita rezeki itu semata-mata berupa kekayaan, perhiasan dan lain-lain.

Kadang-kadang Allah memberi kekayaan kepada manusia beserta kesenangannya, akan tetapi Allah tidak memberi taufik dan hidayah-Nya. Sebaliknya, terkadang Allah tidak memberi anugerah kekayaan dunia, akan tetapi menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya. Allah menahan rezeki manusia, adakalanya untuk memberi kesempatan baginya mencari taat, dan menghindarkannya dari maksiat. atau memberinya kekayaan, tapi tidak memberinya ketaatan dan keshalehan.

Allah memberi kamu kelapangan agar kamu tidak selalu dalam kesempitan. Allah memberi kesempitan kepadamu agar kamu tidak hanyut di waktu lapang. Allah melepaskan kamu dari kedua-duanya agar kamu tidak menggantungkan diri kecuali kepada-Nya semata.

Rezeki itu memiliki bermacam-macam bentuk. rezeki kekayaan/materi, rezeki waktu, rezeki kesehatan, rezeki keluarga yang menyenangkan dan harmonis, rezeki kebebasan, rezeki bakat pada bidang tertentu, rezeki kepandaian, itu smuanya adalah bentuk-bentuk rezeki dalam hidup… dan masih banyak ragam lainnya yang terlalu luas untuk didefinisikan.

Allah pasti akan memberikan rezeki kepada makhluk yang memintanya artinya rezeki tidak akan hilang, rezeki hanya akan berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya.


Sering Maksiat Tetapi Kaya Raya, Rezeki Lancar dan Sukses ?

Tengok di lingkungan sekitar kita entah itu teman dan saudara saya yang jarang sholat apalagi zikir dan tanpa amalan-amalan tertentu, bisa kaya dan makmur hidupnya. malah yang sering sholat dan zikir hidupnya biasa-biasa saja.



Jika kamu melihat fenomena semacam itu maka ketahuilah bahwa Itu Semua Adalah Istidraj, Bisa jadi ada yang mendapatkan limpahan rezeki namun ia adalah orang yang gemar maksiat. Ia tempuh jalan kesyirikan –lewat ritual pesugihan- misalnya, dan benar ia cepat kaya.


Ketahuilah bahwa mendapatkan limpahan kekayaan seperti itu bukanlah suatu tanda kemuliaan, namun itu adalah istidraj.



Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.



Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَاذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ


“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).



Allah Ta’ala berfirman,



فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُواأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ



“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)



Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan, “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka.


Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”

Syaikh As Sa’di menyatakan, “Ketika mereka melupakan peringatan Allah yang diberikan pada mereka, maka dibukakanlah berbagi pintu dunia dan kelezatannya, mereka pun lalai. Sampai mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, akhirnya Allah menyiksa mereka dengan tiba-tiba. Mereka pun berputus asa dari berbagai kebaikan. Seperti itu lebih berat siksanya. Mereka terbuai, lalai, dan tenang dengan keadaan dunia mereka. Namun itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan jadi musibah yang besar.” (Tafsir As Sa’di, hal. 260)

Kelancaran rezeki bukanlah standar sayangnya Allah kepada seseorang. Boleh jadi kelapangan hidup itu bentuk azab yang tidak disadari. Untuk apa banyak harta tapi batin merana, ancaman azab akhirat tidak dipedulikan. Kalaulah standar sayangnya Allah itu dengan kemewahan hidup dunia, Qarunlah orang yang paling disayangi Allah. Tapi akhirnya ia binasa ditelan bumi.

Juga sebaliknya, jangan mengira orang yang banyak ujian dan cobaan dalam hidup tanda ia dimurkai oleh Allah. Boleh jadi itu adalah musibah untuk menghapuskan dosa dan meninggikan derajatnya di surga nanti.

Sebagai penutup, hendaknya perlu diingat bahwa kita tidak boleh melakukan ibadah apapun misalnya shalat Dhuha dengan niat agar mendapatkan banyak rezeki. Shalat Dhuha tetap diniatkan untuk beribadah, mengabdi kepada-Nya, sesuai anjuran Rasulullah saw. Doa setelah shalat itulah yang kita niatkan untuk memohon kelancaran rezeki yang halal, berlimpah dan barakah.

Monday, July 17, 2017

Suara netizen. Kenapa uang Rupiah cetakan baru tidak berlaku di luar negeri

KENAPA UANG RUPIAH CETAKAN BARU TIDAK BERLAKU DILUAR NEGERI, ILEGALKAH..?
=================================
By: Rudy Razi


Dalam sebuat akun fb yang telah di share lebih 20ribu. Ia memaparkan dalam tulisannya.

Coba perhatikan tanda tangan yg tercantum dalam uang rupiah cetakan lama dan yg baru......ada perbedaan yg sangat prinsip.

 Intinya.....uang rupiah yang lama di ttd Gubernur BI dan salah satu deputy BI......uang baru di ttd Gub BI dan menteri keuangan.
Semua uang yg baru ...tanda tangannya....ada campur tangan pemerintah......yg selama ini nggak pernah menteri keuangan ikut ttd uang rupiah.

Uang baru mencantumkan tulisan Negara Kesatuan Republik Indonesia menghilangkan tulisan Bank Indonesia (hanya ada dicantumkan di muka belakang).

Satu lagi.,...
Uang lama....DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BANK INDONESIA MÈNGELUARKAN UANG SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH DENGAN NILAI

Uang baru....DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH DENGAN NILAI



Silahkan cermati...perbedaannya.
Biasanya yg mengeluarkan uang adalah BI.....yang sekarang yg mengeluarkan RUPIAH adalalah NKRI bukan Bank Indonesia......ya jelas nggak ada colatteral....diluar prosedur ...ilegal....

Selama ini kewenangan BI (tdk ada dalam struktur pemerintah, tdk dibawah kendali pemerintah).....ini fakta...uang release baru tdk sah...
Yang ngeluarin bukan BI...😇😇😇

Uang yg dikeluarkan BI masih diterima di luar negeri......tapi Rupiah yg dikelurakan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak diterima di luar negeri.
Rupiah terbitan NKRI berlaku lokal.....celah untuk korupsi besar besaran.

Berbagai komemtar dari para netizen



Silahkan Share
**RR**

Arti lagu Despacito SUNGGUH TERLALUUUU


Hai sahabat DNI...
admin mau berbagi tentang arti lagi yang lagi hit saat ini... Yang bersumber dari www.muslimnews.id

Seperti biasa anak alay biasa menyanyi tapi g tahu artinya atau bahkan tidak peduli artinya apa. Yang penting nyanyi dan goyang. Padahal makna lagu ini secara keseluruhan adalah ajakan untuk berbuat mesum (s3x bebas)

Hei, hei, sebenarnya kita ini bangsa apa? Kemana nyawa Indonesia? Pancasila? Jangan cuma jadikan slogan-slogan Pancasila untuk menantang Islam.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
.
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319) [reportaseterkini.net]


Despacito
Pelan-pelan
Quiero respirar tu cuello despacito
Aku ingin bernafas dilehermu pelan-pelan
Deja que te diga cosas al oído
Biarkan aku berbisik ditelingamu
Para que te acuerdes si no estás conmigo
Supaya kau bisa mengingat aku saat kau tak bersamaku
Despacito
Pelan-pelan
Quiero desnudarte a besos despacito
Aku ingin melepaskan pakaianmu secara perlahan sambil menciummu
Firmo en las paredes de tu laberinto
Memasuki "dinding labirin" mu
Y hacer de tu cuerpo todo un manuscrito
Dan membut tanda diseluruh tubuhmu
(Sube, sube, sube Sube,

sube)
(Naik, naik, naik, naik)